Rabu, Desember 29, 2010

"FALSAFAH BOLA"

Seorang siswa bertanya kepada Guru-nya: “Guru...mengapa orang-orang sedemikian menggandrungi sepak-bola?”

“Ada dua sebab utama anakku...”, jawab Sang Guru. “Yang pertama adalah, karena bola itu bundar, dan yang kedua adalah bola tidak pernah memprotes walau terus-menerus disepak-sepak, diinjak-injak serta disundul-sundul”.


Sesuatu yang bundar akan tetap terlihat sama darimanapun kita melihatnya.
Sesuatu yang bundar, sebetulnya tidak punya sisi atas pun bawah, depan pun belakang, kiri pun kanan, sejauh ia tetap sama dari semua sisi, dari semua sudut pandang. Disamping hal itu tidak akan mengundang persepsi keliru terhadapnya, bentuk bundar atau bulat juga menimbulkan kesan utuh, konservasi enerji dan keseimbangan. Kalau bentuk-bentuk persegi —yang bersudut runcing— memboroskan enerji lewat sudut-sudut runcingnya itu, maka yang bundar atau bulat tidak.

Bola juga bisa bertumpu dengan seimbang, dengan mantap, pada sembarang sisinya; sesuatu yang tidak mungkin ditemui pada bentuk-bentuk persegi. Ini menyimbulkan keseimbangan yang mantap sekaligus dinamis, karena mudah bergerak, nyaris tanpa gesekan yang berarti dengan bidang tempat ia bergerak. Ia tidak-pernah-tidak bergerak menuju titik-titik ‘keseimbangan temporer’-nya itu.


Ya ...bola yang bundar itu juga merupakan simbol kesabaran dan keadilan luar biasa. Seperti kata Sang Guru itu, “....bola tidak pernah memprotes walaupun terus-menerus disepak-sepak, diinjak-injak dan disundul-sundul”. Dimanapun ia ditempatkan, apakah di telapak kaki, di bawah kaki, atau di atas kepala sekalipun, ia bisa tetap seimbang tanpa mengurangi kemampuannya untuk bergerak bebas dengan mudah.