Jumat, Oktober 29, 2010

"HIKMAH DARI SETIAP BENCANA"

Sebagai seorang Muslim kita berkeyakinan bahwa apa yang sedang melanda negeri kita Indonesia adalah musibah atas kehendak-Nya, meskipun segala sesuatu yang terjadi melalui perantara fenomena alam dan ulah manusia.

Segala sesuatu yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya pasti tidak akan terjadi.

Dalam beberapa hari terakhir bangsa kita "dikejutkan" dengan berbagai macam musibah, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, gunung meletus, banjir bandang, lumpur panas, angin puting beliung dan kecelakaan (kapal laut, pesawat terbang, KA, dan kendaraan darat), sampai-sampai musibah yang menimpa para jamaah haji kita ditanah suci.

Kenapa bangsa kita berturut-turut mengalami musibah bencana alam? Para Alim Ulama, Ustad,Kyai akan berpikir dan bertanya-tanya apa dosa dan kesalahannya sehingga harus mengalami penderitaan yang berat dan berturut-turut?

Bencana alam terjadi akibat ulah tangan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, misalnya karena perambahan hutan digunung, orang-orang membangun gedung yang tinggi menjulang tanpa memikirkan bahwa perlu adanya wilayah resapan air, akibatnya terjadilah banjir dimana air tak lagi ada tempat leluasa mengalir atau meresap.

Alquran Surat Ar-Rum Ayat 41 disebutkan: "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar".

Secara tidak langsung antara lain berbuat kejahatan dan kemaksiatan (perzinahan/prostitusi, percabulan), perjudian, minum minuman keras, pencurian (korupsi). Jika perbuatan itu merajalela akan mengundang datangnya bencana.

Hadits yang diberitakan oleh Ummu Salmah, Nabi Muhammad saw bersabda: "Jika kemaksiatan yang dilakukan oleh umatku semakin jelas ( terbuka ), maka Allah swt akan menimpakan azab kepada mereka semua". Ummu Salmah bertanya: "Apakah termasuk kepada mereka yang saleh?" Nabi menjawab: "Ya, tentu".

Jadi, jika bencana alam menimpa suatu daerah, semua penduduk di daerah itu terkena musibah, tidak membedakan antara yang saleh dan yang jahat. Mengapa orang-orang yang taat kepada Tuhan juga terkena musibah? Karena di pundak orang-orang yang saleh itu terdapat kewajiban melaksanakan amar makruf nahi munkar agar penduduk di daerahnya menjauhi kejahatan dan kemaksiatan.

Menurut pandangan Islam, musibah itu bisa merupakan cobaan, peringatan, bisa pula berupa azab. Maka dari itu, marilah hendaknya kita bisa mawas diri dan merenung, adakah kaitan antara musibah tersebut dengan perilaku mereka, untuk kemudian mereka memperbaiki perilakunya.

Allah swt berfirman dalam Alquran Surat AI-Baqarah Ayat 155: "Dan sesungguhnya Kami akan mengujimu dengan sesuatu cobaan seperti ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan ( bahan makanan ). Namun gembirakanlah orang-orang yang bersabar".

Jumat, Oktober 22, 2010

"MANFAAT MENANGIS UNTUK KESEMBUHAN"

Tak selamanya menangis identik dengan kesan cengeng. Menangis adalah ungkapan emosi dan perasaan. Tangisan bisa sebagai pertanda Anda sedang bahagia atau sedih.

Bahkan pada bayi baru lahir, menangis bisa menjadi isyarat penting yang bisa menunjukkan bayi merasa lapar, buang air, atau mengantuk.

Menyoal arti di balik tangisan, para ilmuwan menemukan, ternyata menangis tak sekadar sebagai luapan emosi, namun juga bermanfaat bagi kesehatan. Menurut penelitian tersebut, seseorang yang bisa mengungkapkan perasaannya lewat tangisan bisa berefek sebagai penyembuh.

Berikut ini cara tangisan yang bisa berdampak positif untuk kesehatan dan kesembuhan, seperti dikutip dari laman idiva.com:

1. Menangis bisa dijadikan cara untuk melepaskan ketegangan. Jika ingin menangis meraung-raung jangan tahan emosi Anda. Biasanya, mereka yang bisa menangis lepas, bisa meredakan emosi dan merasa lebih ringan.

2. Airmata yang mengalir akibat luapan emosi mengandung lebih tinggi protein dan beta-endorphin, penghilang rasa sakit alami. Air mata juga membunuh bakteri di mata dan 'membersihkan' mata, yang dapat meningkatkan daya penglihatan.

3. Mereka yang lebih sering menangis, melaporkan merasa jarang mengalami gangguan fisik dibandingkan dengan orang yang sering menahan tangis.

4. Menangis membantu memberikan ketenangan batin. Biasanya, Anda dapat melihat situasi dengan lebih jelas dan tenang setelah menangis.

Jika sudah tahu manfaat menangis, saat Anda merasa air mata menggenang, segera menangislah dengan lepas. Dan rasakan perasaan lebih baik setelahnya.

"PERUBAHAN AIR JIKA DIBERI DO'A & CACIAN"

Melalui penelitian tentang air yang dilakukan ilmuwan Jepang Dr.Masaru Emoto akhirnya dapat kita ketahui bahwa air pun ternyata HIDUP dan dapat memberikan respon yang positif ataupun negatif terhadap
manusia. Penelitian ini patut diacungi jempol karena telah membuktikan ayat dalam Al Quran : “Dan kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup…” (Q.S Al Anbiya (21) :30).

Dr.Masaru Emoto berhasil mendapatkan foto kristal air pertama di dunia bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi (seorang ilmuwan yang ahli dalam mikroskop). Foto kristal air ini didapat dengan cara membekukan air pada suhu -25 derajat celcius dan difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi. Hasilnya adalah air ternyata mampu merespon terhadap kata-kata, gambar serta musik baik secara positif ataupun negatif.

Jika kita mengatakan pada air kata-kata “cinta dan terima kasih” maka hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat yakni membentuk kristal air heksagonal yang indah. Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kalimat “kamu bodoh” maka tidak akan membentuk kristal bahkan gambarnya jelek sekali. Simak perbedaan fotonya berikut ini :

Kristal air yang terbentuk jika kita mengatakan

“kamu bodoh” :


Kristal air yang terbentuk jika kita mengatakan

“cinta dan terima kasih” :


Itulah sebabnya sekarang ini kita harus berahlak terhadap air karena dengan ahlak yang baik pada air berarti kita mengkonsumsi air yang akan berdampak baik pada tubuh kita, sebab air yang mampu membentuk heksagonal merupakan air yang mampu melunturkan racun-racun pada tubuh kita. Percobaan terhadap air tidak hanya dilakukan dengan kata-kata namun juga melalui musik. Ternyata musik klasik mampu merubah air membentuk kristal yang sangat indah sedangkan musik heavy metal justru membentuk air yang tidak baik.

Hal yang berkaitan dengan manfaat air sebagai penyembuhan spiritual juga mengagumkan. Foto berikut ini telah memperlihatkan kebesaran Allah, dimana air yang telah diberikan doa ternyata mampu membentuk kristal heksagonal yang sangat indah.

Gambar air SEBELUM diberi doa


Gambar kristal air SESUDAH diberi doa :


Dengan penelitian ini, jelaslah sudah bahwa pengobatan alternatif melalui air yang telah diberi doa ternyata bisa memberikan kesembuhan kepada penyakit yang berat sekalipun. Jika dulu banyak orang beranggapan penyembuhan penyakit melalui air yang diberi doa adalah musrik maka oleh ilmu pengetahuan telah dibuktikan bahwa doa yang dibacakan pada air mampu merubah air tersebut menjadi air penyembuh. Jadi semua ini sejalan dengan ilmu pengetahuan.

Penelitian Dr.Masimoto inipun tidak hanya mencakup air melainkan juga makanan lainnya yang ternyata mampu memberikan reaksi positif dan negatif. Inilah rahasianya mengapa kita dianjurkan oleh agama untuk berdoa sebelum makan/minum. Doa yang baik ternyata akan mampu merubah air/makanan menjadi sesuatu yang baik bagi tubuh.

Penelitian ini sungguh menyadarkan kita bahwa ucapan, pikiran dan perbuatan yang tidak baik ternyata mampu mengalirkan energi negatif yang merubah segala sesuatunya menjadi tidak baik. Peristiwa tsunami di Aceh adalah bukti bahwa alam (air) telah merespon segala ketakutan, kemarahan, kesedihan rakyat aceh selama berpuluh-puluh tahun. Akibatnya adalah air merespon secara negatif dan berbalik menghantam mereka sendiri.

Untuk itu marilah kita berhati-hati! apalagi tubuh kita sendiri ternyata terdiri dari 70% air. Jika kita memiliki pikiran negatif maka air dalam tubuh kita juga akan membentuk pola yang negatif. Akibatnya malah bisa menimbulkan penyakit atau masalah lainnya. Tidaklah mengherankan jika stress ternyata memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap timbulnya penyakit.

Dengan penemuan yang brilian ini, kini saatnya bagi kita semua memiliki pikiran yang positif! Pikiran positif akan memancarkan gelombang energi dalam diri kita sendiri sehingga kesehatan akan semakin baik karena air dalam tubuh kita akan membentuk pola energi yang baik juga. Demikian gelombang energi positif ini akan mempengaruhi lingkungan sekitar kita hingga berdampak positif bagi kita. Hasilnya adalah kesuksesan hanya akan terjadi jika kita berpikiran positif! : rejeki tambah lancar, keluarga harmonis dll.

Dengan membiasakan diri berpikir positif, maka sesungguhnya kita akan mampu menghambat energi negatif yang akan menghantam kita, entah berupa penyakit, stress, sihir dll. Hal ini telah dibuktikan pula oleh Masimoto yaitu air yang telah diberi doa/kalimat positif ternyata masih tetap membentuk kristal meski kemudian diperdengarkan kata-kata negatif. Jadi tunggu apa lagi !?? berpikirlah positif mulai sekarang!!

Jumat, Oktober 08, 2010

"HATI KITA IBARAT RUMAH"

Ada tiga macam rumah, Pertama Rumah raja, di dalamnya ada simpanannya, tabungannya serta perhiasannya. Kedua Rumah hamba, di dalamnya ada simpanan, tabungan dan perhiasan yang tidak seperti yang dimiliki seorang raja. Dan ketiga adalah Rumah kosong, tidak ada isinya.


Jika datang seorang pencuri, rumah mana yang akan dimasukinya?


Apabila anda menjawab, ia akan masuk rumah yang kosong, tentu suatu hal yang tidak masuk akal, karena rumah kosong tidak ada barang yang bisa dicurinya.


Karena itulah dikatakan kepada Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhu, bahwa ada orang-orang Yahudi mengklaim bahwa di dalam shalat, mereka 'tidak pernah terganggu', Maka Ibnu Abbas berkata: "Apakah yang bisa dikerjakan oleh syetan dalam rumah yang sudah rusak?"


Bila jawaban anda adalah: "Pencuri itu akan masuk rumah raja." Hal tersebut bagaikan sesuatu yang hampir mustahil, karena tentunya rumah raja dijaga oleh penjaga dan tentara, sehingga pencuri tidak bisa mendekatinya.


Bagaimana mungkin pencuri tersebut mendekatinya sementara para penjaga dan tentara senantiasa siap siaga di sekitar raja?


Sekarang tinggal rumah ketiga, maka hendaklah orang-orang berakal memperhatikan permisalan ini sebaik-baiknya, dan menganalogikannya (rumah) dengan hati, karena inilah yang dimaksudkannya.


Hati yang kosong dari kebajikan, yaitu hati orang-orang kafir dan munafik, adalah rumah setan, yang telah menjadikannya sebagai benteng bagi dirinya dan sebagai tempat tinggalnya. Maka adakah rangsangan untuk mencuri dari rumah itu sementara yang ada didalamnya hanyalah peninggalan setan, simpanannya dan gangguannya? (rumah ketiga).


Hati yang telah dipenuhi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala dan keagungan-Nya, penuh dengan kecintaanNya dan senantiasa dalam penjagaan-Nya dan selalu malu darinya, Syetan mana yang berani memasuki hati ini? Bila ada yang ingin mencuri sesuatu darinya, apa yang akan dicurinya? (rumah pertama).


Hati yang di dalamnya ada tauhid Allah, mengerti tentang Allah, mencintaiNya, dan beriman kepadaNya, serta membenarkan janjiNya, Namun di dalamnya ada pula syahwat, sifat-sifat buruk, hawa nafsu dan tabiat tidak baik. Hati ini ada diantara dua hal. Kadang hatinya cenderung kepada keimanan, ma'rifah dan kecintaan kepada Allah semata, dan kadang condong kepada panggilan syetan, hawa nafsu dan tabiat tercela.(rumah kedua) 

Hati semacam inilah yang dicari oleh syetan dan diinginkannya. Dan Allah memberikan pertolongan-Nya kepada yang dikehendakiNya. "Dan kemenanganmu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi maha bijaksana." (Ali Imran:126)


Syetan tidak bisa mengganggunya kecuali dengan senjata yang dimilikinya, yang dengannya ia masuk dalam hati. Di dalam hati seperti ini syetan mendapati senjata-senjatanya yang berupa syahwat, syubhat, khayalan-khayalan dan angan-angan dusta yang berada di dalam hati.


Saat memasukinya, syetan mendapati senjata-senjata tersebut dan mengambilnya serta menjadikannya menetap di hati. Apabila seorang hamba mempunyai benteng keimanan yang mengimbangi serangan tersebut, dan kekuatannya melebihi kekuatan penyerangnya, maka ia akan mampu mengalahkan syetan. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata.

Rabu, Oktober 06, 2010

"URIP MUNG MAMPIR NGOMBE"

Dalam judul di blog saya tertulis kata – kata “urip mung mampir ngombe”, yang mungkin membuat sebagian pengunjung sedikit penasaran dan bertanya: “Apaan tuh!?” Kalimat yang saya cantumkan tersebut sebenarnya merupakan refleksi atas pemaknaan terhadap perjalana hidup diri saya. Dan melalui tulisan ini, saya ingin membagikan perspektifnya kepada para pengunjung sekalian. Akan tetapi, kiranya perlu saya sampaikan permohonan maaf terlebih dulu apabila dalam tulisan saya selanjutnya ada hal – hal yang tidak bersesuaian dan mungkin sampai menyinggung prinsip yang dianut oleh sebagian pengunjung blog ini.

Kata – kata dalam header blog saya tersebut merupakan salah satu ungkapan dalam bahasa Jawa yang artinya adalah: “Hidup ini hanyalah sekedar mampir untuk minum”. Kesadaran akan pemaknaan ungkapan tersebut bermula ketika melihat anak – anak saya sedang bermain, kemudian terlintas dalam pikiran akan satu hal: “Perasaan saya kemarin masih anak – anak, tapi sekarang sudah punya anak”. Saya seperti melihat rekaman kehidupan saya diputar ulang demi melihat anak – anak yang lagi asyik bermain itu. Dan sungguh, waktu berputar sedemikian cepatnya tanpa terasa. Setelahnya, seolah – olah muncul pertanyaan lanjutan yang menohok diri saya: “Apa yang sudah kamu perbuat selama ini?” Pertanyaan interogatif inilah yang terus menggelayuti benak saya, dan pada akhirnya memaksa serta menggiring diri saya untuk menjawab pertanyaan pamungkas, yaitu: “Kamu itu sebenarnya mau ke mana?” 

Saya adalah seorang Muslim yang sedang dan akan terus belajar tentang Islam. Oleh karena itu, bingkai saya dalam mempersepsi dan menemukan jawaban di atas akan saya letakkan dalam ranah ajaran Islam. Kenapa? Karena meskipun saya terlahir dari orang tua yang beragama Islam, namun saya tidak mau menjadi Muslim hanya karena faktor keturunan. Saya ingin menjadi seorang Muslim yang memilih Islam dengan penuh kesadaran bahwa hanya ajaran inilah yang menurut saya benar, yang akan dapat menyelamatkan saya baik di kehidupan dunia ini maupun kehidupan setelah kematian nanti. Lagi pula, di dalam Al-Qur’an Allah banyak mengajukan tantangan kepada seluruh manusia atas berbagai fenomena di sekeliling kita baik sains maupun sosial, dengan pertanyaan – pertanyaan: “Apakah kamu tidak berpikir?”; “ Apakah kamu tidak memperhatikan?”; dan berbagai pertanyaan serupa lainnya. Tuhan dalam Islam sangat menganjurkan manusia untuk berpikir mengenai hakikat keberadaan dirinya! Jangankan itu. Bahkan sebelum manusia diciptakan pun, dengan ke-Maha Bijaksanaan-Nya, Allah sudah berdialog dengan salah satu makhluk ciptaannya yaitu malaikat, untuk menjawab pertanyaan mereka yang seolah protes tentang rencana-Nya untuk menciptakan manusia. Episode ini dinarasikan secara apik oleh Prof. Jeffrey Lang (http://en.wikipedia.org/wiki/Jeffrey_Lang), seorang professor matematika di Universitas Kansas, Amerika, dalam bukunya yang berjudul Even Angels Ask: A Journey to Islam in America. Edisi bahasa Indonesia buku ini berjudul “ Bahkan Malaikat pun Bertanya”.

Kembali ke topik semula.

“Kamu itu sebenarnya mau ke mana?” adalah pertanyaan yang membawa saya kepada kesadaran akan ke-Maha Bijaksana-an Allah tentang tujuan penciptaan manusia, yang tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya (Adz-Dzariyat: 56). Allah adalah Maha Pencipta (Al-Khaliq), sementara yang selain Allah adalah makhluk atau yang dicipta. Pencipta berkuasa mutlak terhadap yang dicipta, dan keduanya tidak akan pernah sama dalam segala sesuatunya. Dalam konsep Islam, seluruh makhluk tunduk dan patuh terhadap ketentuan yang telah digariskan oleh Allah. Matahari dan planet – planet dalam tata surya misalnya, mereka semua bergerak dalam garis edarnya masing – masing sesuai dengan yang ditetapkan oleh Sang Pencipta, yang ditunjukkan oleh-Nya ketentuan tersebut kepada manusia dalam hukum – hukum astronomi. Selain itu, dalam Islam ada pula yang disebut malaikat, yakni makhluk Allah yang senantiasa memuji dan menaati-Nya secara total, tanpa membantah, tanpa mempertanyakan apapun keputusan-Nya.

Jadi, dengan penghambaan seluruh makhluknya yang sedemikian tunduk, mengapa Allah masih menciptakan manusia? Apakah Allah masih membutuhkan tambahan penghambaan dari selain-Nya? Maha Suci Allah dari sifat yang demikian. Sesungguhnya jika seluruh makhluk tidak tunduk dan patuh kepada-Nya, hal itu tidak akan mengurangi ke-Maha Besar dan Maha Kaya-an Allah. Dan sebaliknya, ke-Maha Besar dan Maha Kaya-an Allah tidak akan bertambah bila seluruh makhluk patuh dan beribadah kepada-Nya. Allah adalah Zat yang Maha Berdiri Sendiri dan tidak tergantung kepada apa dan siapa pun, yang Maha Awal dan akan terus ada untuk selamanya.
Dengan demikian, maka Allah menciptakan (jin dan) manusia supaya mereka beribadah kepada-Nya, sebenarnya merupakan drama kehidupan dengan narasi besar bahwa apa pun aktivitas di dalamnya seharusnya berada di dalam bingkai ketaatan dan ketundukan kepada skenario yang sudah ditentukan Allah sebagai Sang Sutradara. Dengan pemahaman ini, maka kegiatan sekecil apa pun yang sesuai dengan aturan-Nya dalam pentas kehidupan ini akan bernilai ibadah kepada-Nya. Sehingga, ibadah sebenarnya memiliki makan yang luas dan tidak boleh dikungkung pada pengertian sempit sebagai kegiatan ritual belaka! 

Coba kita petik sebagian isi buku Prof. Jeffrey Lang tentang kisah penciptaan manusia pertama, yang berusaha mendeskripsikan ayat ke – 30 dalam surat Al-Baqarah. Dijelaskan bahwa eksistensi Adam dan anak keturunannya tidak lain adalah untuk menerima amanah sebagai khalifah di muka bumi. Kata khalifah berarti wakil, delegasi, perwakilan, seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak buat orang lain. Karena itu, tampak bahwa keberadaan manusia dimaksudkan untuk mewakili dan bertindak atas nama Tuhan.

Ini tidak mudah, mengingat Allah juga menyatakan bahwa di dalam diri manusia tersimpan potensi kebaikan dan keburukan (As-Syams: 8). Dan sudah jamak dipahami bahwa frekuensi diri kita lebih mudah tergetar dan nyambung dengan sesuatu yang ber-content kurang baik. Hal ini wajar saja, karena data base di content server –nya selalu akan menyajikan segala pilihan kesenangan secara real time yang bisa didapat dengan segera, lewat jalan pintas tanpa susah payah. Sedangkan content yang baik biasanya dalam kondisi encrypted sehingga tidak mudah bagi kita untuk segera menikmati isinya. Semakin menjanjikan dan menggairahkan content-nya, semakin sulit persandiannya, sehingga mengharuskan kita untuk lebih bekerja keras dalam memecahkannya. Ini memerlukan waktu yang terkadang lama dan sangat menguras stamina. Tapi tak apa, karena kewajiban kita hanyalah bekerja dan beramal, bukan hasil. Jadi yang akan dievaluasi oleh Allah adalah kualitas dari proses yang kita jalani itu (At-Taubah: 105). Karena itu, jelaslah bahwa tugas yang juga menjadi kewajiban kita adalah mempelajari A sampai Z –nya rambu – rambu yang digariskan Allah, supaya perjalanan kita dalam mengemban tongkat amanah kekhalifahan tadi berada dalam koridor yang dimaksud oleh Sang Pencipta.

Dengan demikian, jelaslah bahwa perjalanan untuk meraih kenikmatan yang dijanjikan, yang nota bene adalah sesuatu yang jauh di depan dan tidak real time terlihat di depan mata, akan sangat panjang dan melelahkan. Kita harus selalu dalam kondisi waspada dan terjaga, karena ngantuk biarpun sedikit akan mengakibatkan kekaburan dalam membaca dan memahami rambu – rambu perjalanan. Karena itu, rehat merupakan sebuah keniscayaan dalam hal ini. Akan tetapi, rehat hanyalah sekedar melepas lelah barang sejenak, untuk minum mereguk segarnya oase ilmu serta mengumpul bekal yang tidak membebani perjalanan. Inilah yang saya maksud dengan “urip mung mampir ngombe”.

Senin, Oktober 04, 2010

"CIRI-CIRI WANITA SHALEHAH"

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar shalehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah SWT.

Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami
 

Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut:

1. Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah SAW?
- Mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat.
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliyah.
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada muhrim bersamanya.
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa.
- Berbuat baik kepada ibu & bapa.
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang.
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa.
- Bersikap baik terhadap tetangga.

2. Taat kepada suami 

- Memelihara kewajipan terhadap suami.
- Sentiasa menyenangkan suami.
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di hadapan suami.
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur.
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami.
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran.
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga.

 Adakah ???

"PENYEBAB KEMEROSOTAN AKHLAQ"

Akhlak, memiliki sebab-sebab yang dapat menjadikannya tinggi dan mulia, dan sebaliknya juga mempunyai sebab-sebab yang dapat menjadikannya merosot dan jatuh ke dalam keterpurukan. Di antara sebab-sebab yang menjadikan merosotnya akhlak adalah sebagai berikut:

1. Lemah Iman
Lemahnya iman merupakan pertanda dari kerendahan dan rusaknya moral, ini disebabkan karena iman merupakan kekuatan (untuk membina akhlak) dalam kehidupan seseorang.

2. Lingkungan
Lingkungan memberikan dampak yang sangat kuat bagi perilaku seseorang, karena -seperti dikatakan pepatah- bahwa seseorang adalah anak lingkungannya. Kalau dia hidup dan terdidik dalam lingkungan yang tidak mengenal makna adab dan akhlak serta tidak tahu tujuan hidup yang mulia, maka akhlaknya akan rusak sebagai mana hasil didikan lingkungannya.

3. Kondisi tak Terduga
Terkadang seseorang secara tak terduga mendapati kondisi yang menjadi sebab bagi berubahnya perilaku dan kehidupannya. Yang tadinya baik tiba-tiba berubah menjadi buruk, jahat, tak bermoral dan sebagainya. Di antara kondisi tak terduga tesebut adalah:
-Terkucil
Keterkucilan terkadang menyebab kan seseorang berperilaku buruk, dadanya menjadi sempit dikarenakan rasa kecewa yang mendalam atau kurangnya kesabaran.
-Kaya
Seseorang yang baik dapat berubah akhlaknya menjadi buruk dengan sebab kekayaan, yaitu menjadi sombong dan buruk perilakunya.
-Fakir
Kefakiran, sebagaimana juga kekayaan dapat menjadi pemicu bagi perubahan perilaku seseorang dari baik menjadi buruk. Mungkin karena merasa kedudukannya menjadi rendah, atau karena kecewa atas hilangnya kekayaan yang selama ini dimilikinya.
-Kesedihan
Kesedihan yang dibiarkan berlurut-larut dalam hati akan menyebabkan hati terobsesi dengannya sehingga menyebabkan seseorang tidak tahan dan tidak sabar menanggungnya. Akibatnya dia lari kepada hal-hal yang buruk sebagai pelampiasan, sehingga dikatakan bahwa kesedihan itu seperti racun.
-Sakit
Yaitu sakit yang menyebabkan perubahan tabi’at, sebagaimana juga perubahan pada anggota badannya. Maka akhirnya tidak lagi mampu untuk bersikap lurus proposional (i’tidal) dan tidak kuasa menahan berbagai penderitaan.
-Usia Lanjut
Usia lanjut sangat berpengaruh terhadap berubahnya kondisi fisik atau anggota badan. Demikian juga terkadang berpengaruh terhadap akhlak seseorang, karena menurunnya kemampuan, kecantikan dan kondisi diri sehingga dia merasa lemah untuk bersikap sabar dalam menerima kenyataan.

4. Ujub
Dari sikap ujub ini muncul berbagi akhlak tercela seperti sombong/ merendahkan orang/takabbur/besar kepala dan semisalnya.
Abu Wahb al-Marwazi berkata, “Aku bertanya kepada Ibnul Mubarak, Apakah kibr (sombong) itu??¨ Dia menjawab, “Jika engkau merendahkan orang lain.” Lalu aku bertanya tentang ujub, maka beliau menjawab, jika engkau memandang bahwa dirimu memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, aku tidak tahu sesuatu yang lebih buruk bagi orang yang shalat daripada ujub.” (Siyar A’lam an-Nubala’ 8/407).
Iman Ibnul Qayyim berkata, “Biang akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu apa pun dan lain sebagainya.
Sedangkan sikap rendah diri dan kekerdilan jiwa melahirkan dusta, khianah, riya’, makar, penipuan, tamak, inkonsisten, pengecut, kikir, lemah, malas, hina bukan karena Allah Ta’aala memilih yang rendah daripada yang baik dan semisalnya. (Periksa al-Fawaid, 143-144)

5. Tidak Mengingkari Orang yang Berakhlak Buruk
Membiarkan orang lain berbuat keburukan, memberikan toleransi dan tidak peduli terhadap mereka adalah bukan sebuah sikap yang baik. Bahkan itu merupakan kelemahan serta memberikan peluang kepada mereka untuk terus melakukan perbuatan buruk, bahkan merupakan sebuah andil dalam perbuatan buruk mereka.

6. Rumah Tangga
Jika sebuah rumah tangga penghuninya membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak akan ikut terbiasa juga dengan akhlak tersebut. Sebaliknya jika sebuah rumah tangga tidak pernah mengenalkan dan membiasakan akhlak yang baik, maka seorang anak juga akan tidak tahu adab dan ketinggian moral.

7. Lupa Aib Diri Sendiri
Tatkala seseorang melupakan aib diri sendiri, maka dia tidak akan mengoreksi dan introspeksi diri. Dan hal ini merupakan salah satu sebab merosotnya ketinggian akhlak seseorang. Karena lupa akan kekurangan diri sendiri adalah sebuah kekurangan.

8. Kekerdilan Jiwa (Rendah Diri)
Ketika jiwa seseorang kerdil maka dia tidak mampu untuk memenuhi berbagai macam hak dan kewajiban yang dibebankan kepadanya karena merasa berat dengan itu semua. Oleh karena itu dia mencari-cari alasan yang tidak benar atas kesalahannya dengan berbagai cara seperti berdusta, berkhianat atau bersikap munafik. Tak jarang juga melemparkan kesalahan kepada pihak lain yang sebenarnya tidak bersalah.

9. Teman yang Buruk
Ketika seseorang berteman dengan orang yang buruk perangai maka dia biasanya akan terpengaruh dengan temannya tersebut, dan ini merupakan sebab akhlak seseorang menjadi rendah. Berteman dengan orang buruk juga terkadang menjadikan tumbuhnya su’udzan (buruk sangka) terhadap orang baik-baik.

10. Peristiwa Kehidupan
Salah satu sebab yang menjadikan akhlak seseorang rendah adalah terjadinya suatu peristiwa yang menyenangkan atau menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Jika seseorang memiliki iman yang kuat, maka dia akan menyikapi setiap peristiwa dengan benar. Dia akan bersyukur ketika mendapatkan kebaikan dan akan bersabar ketika ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Sedangkan jika imannya lemah, maka dia akan sombong dan takabbur ketika meraih kenikmatan atau akan putus asa ketika tertimpa bencana.

11. Maksiat
Di antara akhlak rendah yang diakibatkan oleh kemaksiatan adalah berupa hilangnya cemburu dan rasa malu, lalu disusul dengan berbagai perbuatan keji dan buruk lainnya. Di dalam kitab ad-Daa’ wad-Dawaa’ hal 71-72 disebutkan, “Seseorang apabila semakin asyik dengan dosa, maka akan berkurang dari qalbunya rasa cemburu terhadap diri, keluarganya dan orang lain pada umumnya. Dan terkadang jika qalbu benar-benar lemah, maka keburukan tidak lagi dianggap sebagai keburukan. Jika telah sampai pada tingkat ini, maka berarti dia telah masuk pada pintu kebinasaan, bahkan amat banyak yang bukan hanya sekedar tidak menganggap buruk perbuatan buruk, namun lebih dari itu yaitu menganggap keburukan sebagai kebaikan.

12. Tabi’at (Watak Asli)
Ada sebagian orang yang memang memiliki tabi’at/watak asli yang buruk, rendah, suka iri dan dengki terhadap orang lain. Dan tabi’at ini lebih mendominasi pada diri orang tersebut, sehingga terkadang pendidikan yang diperolehnya sama sekali tidak mempengaruhi perilakunya.

13. Media Massa
Salah satu masalah yang sangat mengkhawatirkan adalah munculnya berbagai media massa dan stasiun-stasiun televisi yang beraneka macam dengan menyiarkan acara yang merusak dan cenderung mengajak kepada kerendahan moral. Tidak sedikit masyarakat yang gandrung dan kecanduan dengan seorang artis atau acara tertentu, sehingga dengan tanpa ilmu ikut-ikutan terhadap perilaku mereka yang rendah. Wal’iyadzu billah. 

(Sumber: Bina’ul Akhlaq, Abdullah bin Salim al-Qurasyi hal 92-101, secara ringkas./alsofwah/kholif)